Mengingat tulisan Rolland Oliver dan Brian M. Fagan dalam bukunya "Africa in the Iron Age" tahun 1978, yang mengatakan bahwa orang Maanyan datang dan menetap di pulau Madagaskar pada tahun 945 - 946 M, berlayar langsung melalui Samudera Hindia dengan 1000 buah perahu bercadik.
Masa kejayaan agama Budha di Nusantara :
- Kerajaan Sriwijaya masa keberadaannya 671 - 1182 M,
- Candi Borobudur dibangun antara tahun 750 - 850 M,- Kerajaan Sriwijaya banyak melakukan perlawanan terhadap kerajaan lain pada tahun 900-an M.
Asumsi saya, setiap bingkai relief di Candi Borobudur mengkisahkan atau menceritakan kondisi Nusantara pada waktu masa kejayaan agama Budha.
Yang menarik, Kerajaan Sriwijaya, NanSarunai dan Majapahit. Dalam perjalanan sejarahnya menggunakan perahu bercadik ini.
Kalau kita membaca buku tulisan Sanusi Pane, Sejarah Indonesia I, tahun 1965 halaman 58 - 59. Kerajaan Sriwijaya memperluas kekuasaannya sampai meliputi wilayah Jawa Barat hingga sebagian Jawa Tengah dan Empu Sendok dari Kerajaan Mataram Hindu sedang terdesak sampai ke Jawa Timur dari tahun 929 - 947 M, maka besar kemungkinan ahli sastra/seniman pada masa itu mengabadikan peristiwa tersebut ( orang Ma'anyan melakukan evakuasi besar-besaran dengan menggunakan 1000 buah perahu bercadik pada tahun 945 - 946 M) pada relief Candi Borobudur.
Mungkin alasan lain yg mendasari pemikiran dalil tersebut adalah sebagai
berikut :
- Orang Ma'anyan mengenal nama-nama rasi bintang yaitu :
1. Lewu
Magariwai
2. Kaliangan
Nabe
3. Awahat
4. Owoi Posi Nalau
5. Owoi
Posi Magariwai
6. Sungkang
Eha
7. Ulet
Wadi
8. Dada
Awahat
9. Tadi
Puhet Awahat
10. Puhet Awahat
11. Panyarawan
12. Mate
And'rau Adiau.
- Orang Ma’anyan mengenal nama-nama bulan yaitu :
1. Kasa
= Agustus
2. Karo
= September
3. Katiga
= Oktober
4. Kapat
= November
5. Kalima
= Desember
6. Kaanam
= Januari
7. Kapito
= Februari
8. Kawalo
= Maret
9. Kasanga
= April
10. Kasapolo’h
= Mei
11. Kasawalas
= Juni
12. Kaduawalas
= Juli
Mungkin sebelum tahun 945-946 M, orang Ma’anyan pernah ke Madagaskar menggunakan petunjuk rasi
bintang dan bulan kalender.
Ya, lagi-lagi ini sekedar dalil saja.he3
saya berpendapat orang Ma'anyan ini :
-
bangsa pelaut
-
kegiatannya berdagang
-
hidup di daerah pesisir (hikayat Ma’anyan
lokasinya di Kayu Tangi sekitarnya)
-
bukan tipe bangsa penjajah,
- tidak pernah mengekspansi wilayah/kedaulatan
bangsa lain (dalam hikayat Ma’anyan tidak ada menceritakan hal ini)
- lebih suka melakukan tindakan menghindar bila
ada hal yang mengancam/mengganggu keberadaannya (sebagai contoh setelah
peristiwa Nansarunai Usak Jawa, masuknya agama Hindu dibawa oleh Majapahit, dan
masuknya agama Islam oleh Pangeran Suriansyah). Mereka memilih/melakukan
tindakan menyingkir sampai kepedalaman.
- Hanya ada dua peristiwa kontak
senjata/perlawanan dalam hikayat Ma’anyan
yaitu aksi perlawanan Indong dan
Jarang di masa akhir Nansarunai dan aksi
Uria Lan’na ketika memapas daerah Negara menuntut keadilan terhadap Pangeran
Suriansyah.
Pada masa itu tidak dikenal alat kompas.
Pedoman melakukan pelayaran menggunakan rasi bintang dan
bulan kalender.
Rasi bintang dan bulan kalender menentukan kapan Arus Musim
Dingin dan Arus Musim Panas,
yang baik untuk mengadakan suatu pelayaran.
Kembali ke tahun 945-946 M, mengadakan sebuah pelayaran
dengan 1000 buah perahu bercadik menempuh jarak 3000 mil tentunya memerlukan
pedoman tersebut.
Kira2 begitulah pemikiran saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar